Rabu, 28 Oktober 2015

Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia's Second President

SOEHARTO:
THE LIFE AND LEGACY OF INDONESIA’S SECOND PRESIDENT

Judul               : Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia’s Second President.
Penulis             : Retnowati Abdulgani – KNAPP
Penerbit           : Marshall Cavendish Editions
Bahasa             : Bahasa Inggris
Halaman          : 376 halaman

Buku ini menceritakan tentang riwayat hidup presiden kedua Indonesia, Soeharto, sejak beliau lahir hingga lengser dari kursi presiden. Sebelum mengenal Soeharto, kita diajak untuk mempelajari karaktersistik orang Jawa, mulai dari pembagian kelas dalam masyarakat, kepercayaan pada primbon, dan tuntutan pada seorang pemimpin. Soeharto dinggap memenuhi kriteria seorang pemimpin bagi masyarakat Jawa.

Soeharto dilahirkan di daerah Kemusuk pada tanggal 8 Juni 1921, lewat perjodohan antara Kertosudiro dan Sukirah. Soeharto hidup bahagia di pedesaaan, dan hingga menjadi presiden pun beliau masih mempertahankan gaya hidup sederhana. Soeharto kecil dibekali pengetahuan agama dan umum yang memadai. Meskipun orang tua beliau bercerai, keluarga besarnya merawat Soeharto dengan baik.

Soeharto menyelesaikan sekolahnya di Yogyakarta. Saat ini mulai terdengar pemberontakan terhadap pemerintah kolonial Belanda, namun Soeharto sendiri belum ikut andil. Beliau sibuk menyelesaikan sekolah dan mencari pekerjaan.

Soeharto bergabung dengan KNIL, hingga kemudian bergabung dengan PETA dan akhirnya TNI. Soeharto diangkat menjadi Letnan Kolonel di wilayah Yogya. Saat inilah Soeharto menikah dengan Sri Hartinah, atau yang lebih dikenal dengan Ibu Tien.


Karir Soeharto di bidang militer yang gemilang mengantarkannya menjadi presiden kedua Indonesia menggantikan Ir. Soekarno. Buku ini mengenalkan berbagai sisi Soeharto, mulai dari kecil hingga turun dari jabatan presiden. Penulis buku ini berkomunikasi langsung dengan pihak keluarga Soeharto, sehingga buku ini menyajikan baik fakta-dari fakta dalam kehidupan Soeharto, mulai kesuksesan selama menjabat sebagai presiden, hingga rumor-rumor miring yang menerpanya.

Buku ini cukup menggambarkan kehidupan Soeharto, sehingga wajar saja jika diberi judul The Life and Legacy of Indonesia's Second President.

Rabu, 14 Oktober 2015

Barang-Barang Impor Indonesia

Siapapun pasti tahu bahwa Indonesia masih mengimpor sebagian barang-barang dari luar negeri, beras contohnya. Padahal, kita dikenal sebagai negara agraris dan dulunya sempat berhasil mengadakan Swasembada Pangan. Bagaimana bisa Indonesia mengimpor beras dari luar negeri?

Selain beras, ada pula bahan-bahan pokok yang diimpor Indonesia. Apa sajakah itu? Berikut daftar lengkap 29 komoditas bahan pangan yang diimpor Indonesia kurun Januari-November 2013:

1.  Beras

Nilai impor: US$ 226,4 juta
Volume impor: 432,8 juta kilogram (kg)
Negara eksportir: Vietnam, Thailand, India, Pakistan, Myanmar, dan lainnya

2. Jagung

Nilai impor:  US$ 822,35 juta
Volume impor: 2,8 miliar kg
Negara eksportir: India, Brasil, Argentina, Thailand, Paraguay, dan lainnya

3. Kedelai

Nilai impor: US$ 1 miliar
Volume impor: 1,62 miliar kg
Negara eksportir: Amerika Serikat (AS), Argentina, Malaysia, Paraguay, Uruguay, dan lainnya

4.  Biji gandum dan mesin

Nilai impor: US$ 2,26 miliar
Volume impor: 6,21 miliar kg
Negara eksportir: Australia, Kanada, AS, India, Ukraina, dan lainnya

5. Tepung terigu

Nilai impor: US$ 74,9 juta
Volume impor: 185,8 juta kg
Negara eksportir: Srilanka, India, Turki, Ukraina, Jepang, dan lainnya

6. Gula pasir

Nilai impor: US$ 44,4 juta
Volume impor: 75,8 juta kg
Negara eksportir: Thailand, Malaysia, Australia, Korea Selatan, Selandia Baru dan lainnya

7. Gula Tebu

Nilai impor: US$ 1,5 miliar
Volume impor: 3,01 miliar kg
Negara eksportir: Thailand, Brasil, Australia, El Salvador, Afrika Selatan dan lainnya

8. Daging sejenis lembu

Nilai impor: US$ 185,8 juta
Volume impor: 41,5 juta kg
Negara eksportir: Australia, Selandia Baru, AS dan Singapura

9. Jenis lembu

Nilai impor: US$ 271,2 juta
Volume impor: 104,4 juta kg
Negara eksportir: Australia

10. Daging ayam

Nilai impor: US$ 30.259 
Volume impor: 10.825 kg
Negara eksportir: Malaysia

11. Garam

Nilai impor: US$ 85,6 juta
Volume impor: 1,85 miliar kg
Negara eksportir: Australia, India, Selandia Baru, Jerman, Denmark dan lainnya

12. Mentega

Nilai impor: US$ 93,7 juta
Volume impor: 20,8 juta kg
Negara eksportir: Selandia Baru, Belgia, Australia, Prancis, Belanda dan lainnya

13. Minyak goreng

Nilai impor: US$ 77,4 juta
Volume impor: 84,7 juta kg
Negara eksportir: Malaysia, India, Vietnam, Thailand, Indonesia dan lainnya

14. Susu

Nilai impor:  US$ 772,4 juta
Volume impor: 194,5 juta kg
Negara eksportir: Selandia Baru, AS, Australia, Belgia, Belanda dan lainnya.

15. Bawang merah

Nilai impor: US$ 38,9 juta
Volume impor: 81,3 juta kg
Negara eksportir: India, Thailand, Vietnam, Filipina, China, dan lainnya

16. Bawang putih

Nilai impor: US$ 333,3 juta
Volume impor: 404,2 juta kg
Negara eksportir: China, India, Vietnam

17. Kelapa

Nilai impor: US$ 868.209
Volume impor: 835.941 kg
Negara eksportir: Thailand, Filipina, Singapura, Vietnam dan lainnya

18. Kelapa Sawit

Nilai impor: US$ 2,4 juta
Volume impor: 3,25 juta kg
Negara eksportir: Malaysia, Papua Nugini, Virgin Island

19. Lada

Nilai impor: US$ 3,4 juta
Volume impor: 371.002 kg
Negara eksportir: Malaysia, Vietnam, Belanda, AS dan lainnya

20. Teh

Nilai impor: US$ 27,7 juta
Volume impor: 19,5 juta kg
Negara eksportir: Vietnam, Kenya, Iran, India, Srilanka dan lainnya

21. Kopi

Nilai impor: US$ 37,4 juta 
Volume impor: 15,2 juta kg
Negara eksportir: Vietnam, Brasil, AS, Italia dan lainnya

22. Cengkeh

Nilai impor: US$ 3,3 juta 
Volume impor: 309.299 kg
Negara eksportir: Madagaskar, Brasil, Mauritius, Singapura, dan Comoros

23.  Kakao

Nilai impor: US$ 73,2 juta
Volume impor: 29,3 juta kg
Negara eksportir: Ghana, Pantai Gading, Papua Nugini, Kamerun dan Ekuador

24. Cabai

Nilai impor: US$ 368.361
Volume impor: 293.926 kg
Negara eksportir: Vietnam dan India

25. Cabe (kering)

Nilai impor: US$ 20,9 juta
Volume impor: 17,1 juta kg
Negara eksportir: India, China, Thailand, Jerman, Spanyol dan lainnya

26. Cabe (awet)

Nilai impor: US$ 2,7 juta 
Volume impor: 2,6 juta kg
Negara eksportir: Thailand, China, Malaysia dan Turki

27. Tembakau

Nilai impor: US$ 571,6 juta
Volume impor: 111,8 juta kg
Negara eksportir: China, AS, Turki, Brasil, Italia dan lainnya

28. Ubi kayu

Nilai impor: US$ 38.380 
Volume impor: 100.798 kg
Negara eksportir: Thailand dan Vietnam

29. Kentang

Nilai impor: US$ 27,6 juta
Volume impor: 44,6 juta kg
Negara eksportir: Australia, Kanada, AS, Mesir, Jerman dan lainnya.

Hm... banyak juga, ya? Padahal ini hanya sebatas bahan pokok. Belum teknologi, otomotif, dan masih banyak komoditi lain. Kita doakan saja Indonesia bisa segera mengurangi "kuota" impor ini, ya?

Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/791549/daftar-29-bahan-pangan-yang-diimpor-ri-sampai-november