Senin, 16 Februari 2015

Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan yang paling sering disebut namanya. Kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan maritim dengan armada laut yang tangguh. Wilayah kekuasaannya juga relatif luas, melingkupi Pulau Sumatera dan sebagian wilayah Malaysia dan Thailand saat ini. Banyak peninggalan dan berita-berita luar negeri yang mengabarkan keberadaan kerajaan ini. Hal ini tentu mengindikasikan bahwa kekuasaan dan pengaruh kerajaan Buddha terbesar di Indonesia ini cukup besar pada masanya.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, banyak prasasti-prasasti yang ditinggalkan kerajaan ini. Tepatnya, ada tujuh prasasti yang memuat tentang Kerajaan Sriwijaya, seperti Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti Karang Berahi, Prasasti Palas Pasemah, Prasasti Telaga Batu, Prasasti Ligor, dan Prasasti Kota Kapur. Menariknya, di Prasasti Kota Kapur, terdapat tulisan yang artinya, "Menghukum bumi Jawa yang tidak tunduk kepada Sriwijaya." Hal ini diyakini berhubungan dengan penyerangan Sriwijaya tehadap Kerajaan Tarumanegara.                  Peta wilayah Kerajaan Sriwijaya
Selain prasasti-prasasti, keberadaan Sriwijaya juga diketahui lewat berita-berita luar negeri yang berasal dari Cina, Arab, dan India. Pendeta I-Tsing dan beberapa orang dari Dinasti Tang diduga pernah singgah di Sriwijaya. Sriwijaya juga disebut sebagai penghasil emas oleh Arab. Diperoleh keterangan bahwa raja dari Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-raja dari India, seperti Chola dan Nalanda. Hal ini menguatkan fakta bahwa Sriwijaya adalah sebuah kerajaan besar, sampai-sampai terdengar kemahsyurannya ke luar negeri.
Banyak yang mengira bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya terletak di Palembang. Namun, beberapa ahli justru memiliki pandangan yang berbeda. Diduga pusat kerajaan ini berpindah seiring berjalannya waktu.
Pierre-Yves Manguin melakukan observasi dan berpendapat bahwa pusat Sriwijaya  berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking, terletak di Provinsi Sumatera Selatan sekarang. Soekmono malah berpendapat bahwa pusat Sriwijaya terletak pada kawasan sehiliran Batang Hari, antara Muara Sabak sampai ke Muara Tembesi, Jambi. Moens berpendapat bahwa letak dari pusat kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Takus, Provinsi Riau. Tiap pendapat pasti memiliki argumen tersendiri yang sama-sama kuat.
Kerajaan Sriwijaya menduduki tempat strategis, yakni dekat dengan Selat Malaka, kerap kali dikunjungi kapal-kapal dari India, Arab, dan belahan dunia lainnya. Hal ini mendorong berkembangnya kerajaan ini menjadi kerajaan maritim yang kuat dan disegani. Banyak pedagang dari luar negeri yang singgah di sini, sehingga perekonomian Sriwijaya berjalan dengan baik. Masyarakatnya sudah memiliki uang sendiri yang digunakan untuk transaksi.                                                                      Uang kepang pada masa Sriwijaya
Masyarakat Sriwijaya lebih terbuka dalam menerima berbagai kebudayaan asing. Mereka mengadopsi kebudayaan India seperti nama, adat-istiadat, serta tradisi dalam agama. Masyarakat juga telah menggunakan bahasa komunikasi dalam dunia perdagangan. Diduga, bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Melayu Kuno.
Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pertemuan para jemaah agama dari India ke Cina maupun sebaliknya. Berkembang ajaran Budha Mahayana akibat pertemuan itu. Perkembangan itu tentu tidak lepas dari peran pujangga-pujangga Sriwijaya, di antaranya Dharmapala dan Sakyakirti. Dharmapala adalah seorang guru besar agama Buddha. Ia perna mengajar di Perguruan Tinggi Nalanda, Benggala.
Dalam bidang kebudayaan, Kerajaan Sriwijaya memiliki banyak peninggalan purbakala seperti candi atau arca. Selain itu, ,enurut berita dari Tibet, seorang pendeta bernama Atica datang dan tinggal di Sriwijaya pada tahun 1011-1023 M dalam rangka belajar agama Budha dari seorang guru besar, yakni Dharmapala yang sudah dibahas sebelumnya. Menurutnya, Sriwijaya merupakan pusat agama Budha di luar India.
Lewat narasi di atas, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan berpengaruh pada masanya. Semoga sejarah kerajaan ini dapat kita jadikan pelajaran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar